DIAM BUKAN PILIHAN "BULLYING"

Budaya bullying sudah menjadi tradisi dikalangan pendidikan khususnya sekolah-sekolah maupun lingkungan sekitarnya. Lalu bagaimana cara mengatasinya? Apa kita harus berdiam diri saja lantas menerima perlakuan tersebut? Ini merupakan sebuah fenomena yang menurut saya tidak bisa dibiarkan begitu saja.


Bullying merupakan permasalahan yang kerap terjadi di lingkungan remaja dan dewasa. Tidak hanya terjadi di Indonesia saja, bahkan di luar negeri pun juga sama. Dilihat dari kasus yang baru-baru ini terjadi pada tahun 2017, seorang mahasiswa dari sebuah kampus swasta ternama di Jakarta yang menjadi korban pembully-an. Seperti yang dikutip dari detiknews.com bahwa anak tersebut bukan berkebutuhan khusus namun hanya saja pendiam, "Memang ada satu yang menjadi catatan penting dari penjelasan statement orang tua Farhan, bahwa dia itu bukan ABK (anak berkebutuhan khusus) tapi memang dari pihak keluarga belum pernah melakukan pemeriksaan khusus, ini baru statement orang tua Farhan," kata Irwan saat dihubungi detikcom, Senin (17/7/2017).



Menurut saya apapun yang menjadi persoalannya tidak bisa dijadikan sebagai alasan untuk menjadikan seseorang itu sebagai korban pembully-an. Hanya karena anak tersebut tidak melakukan perlawanan, mahasiswa yang menjadi teman sekelasnya itu harusnya bisa lebih menghargai perbedaan tiap individu. Lalu bagaimana solusinya? Saya pribadi mengakui pernah mengalami hal tersebut, namun apa harus melakukan hal yang sama terhadap si pelaku bullying? Oh tidak, menurut saya tidak ada cara yang lebih baik maupun efektif selain kita menjadi pribadi yang lebih baik dibanding pelaku. Anggap saja masa-masa pendidikan kita dibangku sekolah itu sebagai uji ketahanan mental jadi bukan hanya untuk mencari ilmu saja. Waktu terus berputar, nanti keadaan sendiri yang akan menjelaskan betapa beda jauhnya nasib antara si pelaku dan korban bullying. Ini merupakan kisah nyata untuk para korban bullying, meskipun tidak mengalami kekerasan secara fisik namun perilaku yang dilakukan teman terhadap dirinya selalu akan diingat. Tapi hanya saja ia jadikan motivasi untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.


Siapa yang menyangka artis terkenal satu ini pernah menjadi korban bullying. Ya, Taylor Swift mengaku pernah mengalami bullying semasa sekolah nya. Namun lihat sekarang, ia menjadi seorang aktris penyanyi terkenal yang lagunya kita dengarkan saat ini. Lewat sebuah lagu ia mengekspresikan isi hatinya, ia juga sempat memenangkan sebuah kontes puisi nasional dengan puisi sepanjang tiga halaman yang berjudul "Monster In My Closet" pada saat ia duduk dibangku kelas 4. (Sumber: m.detik.com)


Nah, bisa dilihat kan dari contohnya. Jadi tenang saja untuk yang pernah mengalami bullying di sekolah maupun lingkungan manapun, intinya jangan pernah merasa bahwa hanya kalian sendiri yang pernah mengalaminya. Banyak orang-orang yang sukses mengawali kisah hidupnya dari pengalaman mereka yang kurang menyenangkan namun ia lebih memilih menuangkan kekesalannya pada hobinya masing-masing. di Indonesia sendiri ada lembaga khusus untuk menangani masalah ini yaitu LPSK. Apa itu LPSK? LPSK merupakan singkatan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban. Jadi untuk kalian yang merasa melihat atau mengalami kejadian nya sendiri ada lembaga yang menangani masalah tersebut. Dan kalian tidak perlu takut karena melaporkan kasus tersebut, ada pihak yang menangani masalah yang kalian hadapi. Lembaga tersebut mempunyai tanggung jawab juga wewenang atas masalah ataupun kasus yang ada di dalam negeri bukan hanya bullying saja namun seperti korupsi, whistleblower, atau kasus kriminal lainnya. Tujuannya agar memberi perlindungan terhadap saksi yang melaporkan dan juga orang yang menjadi korban. Kalian bisa melaporkan masalah yang terjadi di lingkungan kalian ke lembaga tersebut, namun saran saya jangan melaporkan nilai IPK kalian sendiri pada lembaga ini. "Pak, nilai ipk saya kurang memenuhi kriteria. Ini termasuk dalam kasus tidak menyenangkan buat orangtua saya." pertanyaan tersebut tidak akan ditanggapi. #JanganSerius 😊 Oh, ya kalian bisa kunjungi situsnya di http://lpsk.go.id saatnya kita berani untuk melakukan perbaikan, karena "Diam Bukan Pilihan". Agar kita sebagai anak bangsa bisa menghasilkan karya yang lebih baik lagi, stop bullying; jangan pernah takut untuk memulainya. Ayo mulai lakukan dari sekarang, lebih baik aktif mengikuti kegiatan positif yang tentunya bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Post a Comment

0 Comments