CERPEN: STORIES AT SCHOOL

Hari itu aku lupa kalau akan ada ujian dadakan dari Pak Guru, aku belum mempersiapkan apa-apa, semalam tidak belajar, aku malah asyik menikmati film drama korea favoritku.

                                      Friendship (Thai Movie)                      
                
Ujian pun tiba, aku benar-benar tidak tahu harus mengisi jawaban apa di lembar kertas tersebut. Aku menjawab sesuai feeling ku saja, berharap tidak ada remedial. Lagipula kalau aku harus mengulang, gurunya sendiri yang akan bosan karena nilai aku pasti tidak akan ada perubahan.


Selesai ujian aku istirahat ke kantin, lalu Laurent langsung menanyai aku kenapa bisa seperti itu mengerjakan ujiannya. Ia tidak tahu aku itu sebenarnya lupa kalau ada ujian, Laurent pun memberi aku peringatan. Kalau nilai ujianku tidak sesuai, aku harus menerima tantangan dari dia. Dalam hati "hmm, siapa takut."


Laurent, merupakan cowok sok cool yang digilai para kaum hawa di sekolah. Yang mau mendekati dia harus memenuhi standar kriteria, begitu dengan aku yang harus bisa menunjukan kalau aku tidak seperti yang dia fikirkan. Oh ya, kita berdua ini sebenarnya hanya berteman biasa namun teman-teman sekolah mengiranya Aku mempunyai hubungan khusus dengan Laurent. Jadi bisa dilihat sendiri kan, untuk menjadi seorang temannya saja harus memenuhi kriteria; apalagi kalau harus jadi pasangannya. Aku sih tidak mau. 



Kabarnya nanti mau ada pertandingan basket, dia memintaku untuk melihat aksinya. Padahal bilang saja, dia mau sok memamerkan kehebatannya di lapangan. Coba aja kita lihat nanti, apakah dia memang sehebat itu. 


Lagi-lagi aku memang harus mengakui kehebatannya. Dia berhasil memenangkan pertandingan, aku mesti cari cara apalagi untuk beralasan. Laurent ingin melihat aku belajar lebih giat lagi, kalau masih mau berteman dengannya. Sebenarnya antara teman dengan bersaing tuh beda tipis jika harus memiliki teman seperti dia. 

   Refrain

Akhirnya akupun mengikuti saran dia, aku mulai belajar agar tidak terlalu minder jika harus berteman dengannya. Tidak ada salahnya aku belajar, kan demi kebaikan masa depanku juga.


Kami sebenarnya berteman lima manusia. Aku, Nhai, Moni, Ken, sama Laurent. Tapi aku memang lebih dekat dengan Laurent, bukan karena ada ketertarikan khusus, namun aku merasa jika berada dekatnya aku seperti sedang bertarung jadi bisa memacu ku untuk lebih baik. Oh ya kalian belum kenal dengan namaku kan? Perkenalkan namaku Preechaya Pongthananikorn. Kepanjangan ya? Panggil saja namaku Preech, that's sound right. 


Lihat apa yang ditunjukan Laurent, itu lembar kertas aku waktu ujian kemarin. Jawaban essay bukan aku isi yang sebenarnya, tapi aku malah menggambar. Hebat bukan? Kini aku harus menerima tantangan dari dia, dalam hati aku menggumam kenapa harus diperlihatkan ke semua orang. Maksud dia apa coba? 


Kalian tahu bagaimana rasanya memproklamirkan sesuatu didepan umum? Gugup, malu sudah pasti. Tapi gimana dengan memberitahu kekurangan kita sendiri? Konyol bukan?

"Hallo teman-teman, bagaimana kabar kalian hari ini, kuharap kalian baik-baik saja. Hari ini Aku mau mengumumkan sesuatu pada kalian yaitu kalau nilai ujianku kemarin tidak memuaskan. Bahkan sangat tidak memuaskan, maka dari itu aku berjanji pada diri sendiri maupun kalian, kalau aku akan belajar lebih sungguh-sungguh lagi, dan akan mengubah pola hidupku untuk jadi yang lebih baik. Menjadi seorang wanita yang lebih rajin, dengan mengurangi kegiatan hobiku menonton film drama. Sekian. Terima Kasih" 

Begitulah isi dari pidatoku depan umum dilapangan saat waktu istirahat. Aku tak tahu harus menyimpan wajahku dimana lagi, mungkin aku lipat disaku baju. 


Laurent masih sempat-sempatnya menanyakan keadaanku setelah kejadian memalukan tadi. Dia bilang "Preech, kamu marah dengan kejadian tadi? bukan maksud aku membuat kamu menjadi minder ataupun malu. Tapi hanya untuk membuatmu lebih baik lagi, aku ingin melihatmu menjadi wanita yang lebih punya semangat tinggi karena aku yakin suatu saat kita bisa mencapai impian kita masing-masing. Kalau begitu maafkan aku." dengan dia bicara seperti itu, aku malah yang merasa tidak enak hati. Ada benarnya juga, tapi yasudahlah sudah terjadi juga. Aku langsung bergegas pulang saja. 



"You... Successfully tore my heart, now it's only pieces. Nothing left but pieces of you." Aku sedang coba menyanyikan lagu miliknya Ten 2 Five yang YOU. Kebetulan nanti disekolah akan ada drama musikal, dan kelasku ikut mewakili, lalu aku yang ditunjuk sebagai penyanyi nya. Kira-kira bagus tidak ya suaraku? Maka dari itu aku minta Nhai sama Moni mendengarkan suaraku terlebih dahulu sebelum tampil nanti. 


Aku ingin pentas drama musikal nanti tampil dengan baik. Makanya aku main ke toko kaset, Laurent mau menemaniku buat mencari kaset lagu yang cocok untuk pentas disekolah nanti. Kebetulan dia juga ikut tampil di pentas sekolah. 


Esoknya aku mencoba latihan di panggung aslinya. Disana sudah ada alat musik yang akan dimainkan nanti pada saat pentas. Mudah-mudahan saja pentasnya berjalan dengan lancar. 


Inilah penampilan kita berlima, tapi regu pentas kami ada 6 orang. Nathan ikut bergabung dikelompok aku. Aku dengan kawan-kawan membawakan lagu serta memainkan alat musik yang dipentaskan di sekolah pada musim semi. 


Dan akhirnya kelompokku yang memenangkan pentas drama musikal di sekolah. Kami ber 6 turut bangga, karena bisa ikut mewakili sekolah di ajang pentas antar sekolah pada event berikutnya.  The End.

Post a Comment

0 Comments