CERPEN: MR. SOONETH A.K.A SMITH





Kriinggg...!!! Kriiinggg...!!! Kriiingg...!!! Suara alarm memberisikan tidur ku saja. Tak sadar kulihat jarum jam menunjukkan pukul 9 pagi, aku langsung terbangun dari tempat tidurku mengingat akan ada rapat dengan pimpinan perusahaan. 


Tiba dikantor, aku tidak menemukan orang. Lalu saat aku ke ruangan meeting, (kreeeeekk...!!) aku buka pintunya. Semua tatapan sudah mengarah padaku. OMG. 



Disana aku hanya mendengarkan pembahasan terakhirnya saja, sebenarnya ku tahu rapat saat ini membahas masalah penting. Tapi Ah yasudahlah, tak perlu difikirkan. 


Padahal sebelumnya aku sudah menelepon Robert untuk menanyakan keadaan dikantor, tapi tidak diangkat. ternyata dia sudah mengikuti rapat duluan. 


Selesai rapat, aku belum boleh beranjak dari ruangan. Aku harus menemui pimpinanku terlebih dahulu untuk menanyakan masalah project aku tentang topik "Kawasan Pinggiran". Aku bekerja di perusahaan berita yang berlokasi di Jakarta, dan aku berprofesi sebagai seorang Editor. Yang dimana aku harus mencari bahan berita untuk dijadikan trend topic saat ini. Maka dari itu, sekarang aku sebenarnya malas jika harus datang langsung ke tempat yang disuruh oleh atasan ku. 


Hari ini menjadi hari yang sangat menyebalkan, kau tahu karna apa? Proposal yang telah aku buat rusak terkena tumpahan air kopi akibat bertemu secara berhadapan dengan wanita sial itu. Jadi aku terpaksa membuat ulang dan mau tidak mau harus jadi ke lokasi pengambilan berita. 


Robert baru memberitahu ku, kalau wanita itu karyawan baru disini. Dia mulai masuk hari ini, pantas saja menyebalkan. Hari pertama saja sudah buat aku kesal, apalagi harus satu kantor dengannya. Kira-kira siapa sih wanita itu? 


Aku mencoba untuk berkenalan dengannya. Langsung saja aku bertanya "Hai nona, kau baru ya disini? kenalkan aku Chloe Smith. Tapi kau bisa panggil aku dengan Smith.", dia hanya tersenyum kaku sambil bilang "Oh, nama saya Kayla." setelah itu dia sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Dalam hatiku, ini wanita datang dari planet mana, sok menarik sekali sepertinya. Merasa seperti tidak punya masalah denganku, padahal baru saja dia menumpahkan air kopi di proposalku. Meskipun tidak sengaja, tapi ini tidak bisa dibiarkan. Lihat saja nanti tanggal mainnya. Belum kenal siapa aku. Sambil menyusun rencana. 


Yang ku tahu informasinya dari robert katanya sih dengar-dengar dia masih mempunyai ikatan saudara dengan pimpinan di perusahaan ini. Ah tapi aku tak peduli dia sudah berani bermasalah dengan ku, itu artinya dia harus bisa menerima konsekuensinya. 


Pagiku harus sudah berada diruangan meeting lagi, membahas masalah pembagian tugas untuk mencari bahan berita. Temanku ada yang mencari berita soal ekonomi pasar, wisata lokal, hobi wirausaha, dsb. Kali ini aku mendapatkan tugas yang terbilang kurang menarik, ya bahkan bisa dikatakan sangat tidak menarik. Kalian tahu kenapa? Disaat yang lain mendapatkan topik serta lokasi yang menyenangkan. Aku harus menelusuri ke kampung-kampung, dengan menemui orang-orang pinggiran. Dan satu lagi, aku tidak satu tim dengan sahabatku Robert, tapi malah sama... Kalian bisa tebak sendiri. Yeaah, dengan Kay. Si wanita 'sok menarik' itu harus menjadi partner team aku. Aku tidak yakin bisa bekerja sama baik dengan dia. Tapi ini merupakan kesempatan aku juga untuk memberi pelajaran sama dia, aku ingin tahu sebesar apa nyali dia untuk berada di lapangan aslinya. 


Hari pertamaku di kota baru, yaitu Bekasi. Aku sangat tidak mengenal sama sekali sebelumnya, meskipun jaraknya tidak jauh dari Ibukota. Tapi bagaimana dengan Kay, haha pasti dia memang sudah terbiasa tinggal ditempat kumuh seperti ini. 



Kay mengajak ku ke lokasi yang menjadi tempat meliput berita. Sekarang aku berada di kawasan bantar gebang. 


Wah, wah, wah.. pemandangan apa ini? Seperti yang sudah ku duga sebelumnya kawasan ini sangat kumuh, lalu gimana cara aku mau meliput berita. Melihatnya saja sudah buat ku mual, oh tidak-tidak. Aku tidak betah disini. Rasanya ingin balik saja. 


Sudah tahu aku mulai tidak betah disini, tapi Kay malah berulah lagi. Dia mengajak aku untuk ikut menyanyi dangdut di acara hajatan warga yang ada disana. Oh God, What happen? 


Dengan begitu mudahnya Kay berbaur dengan warga sana, lagi asyik menyanyikan lagu aneh sambil bergoyang. "Smith, ayo ikut nyanyi denganku. Itu musiknya sudah dimainkan." Kay yang bernyanyi sambil menarik lenganku. Aku sangat tidak menyukai tempat ini, kalau bukan karena pekerjaan. Rasanya aku ingin bergegas saja dari sini. Kay terus saja menyanyi, sudah berapa lagu yang dia nyanyikan. Sampai aku disuruh ikut gabung dengannya "Hey Smith, ayo kau tak perlu shy shy cat seperti itu lah."


Niat aku datang kesini untuk memberi pelajaran pada Kay, tapi ini mengapa sebaliknya. Aku yang malah merasa sedang di kerjain sama si wanita 'Sok Menarik' itu. Aku disuruh bergoyang dalam alunan musik yang tidak aku sukai. Bagaimana bisa? Kay.. Kau boleh menang hari ini, tapi lihat saja besok apa yang akan terjadi. Selesai acara hajatan itu lalu tiba-tiba ada seorang bapak-bapak mendekati Kay, dia bilang "Neng, besok bisa ikut tampil nyanyi lagi gak? Kebetulan anak bapak besok khitanan, jadi ada hiburan musik dangdut juga." Kay mengiyakan saja tawaran dari bapak itu. Maksudnya apa? Jangan bilang dia mau ngajak aku untuk nemani dia nyanyi lagi. 

"Eh, nona biduan kau ngapain nerima tawaran nyanyi dari bapak tua itu? Jangan-jangan kau memang aslinya penyanyi dangdut ya?" celoteh ku sambil kesal. Dia menjawab "memang nya kenapa kalau aku benar seorang penyanyi dangdut. Kau mau jadi teman duet aku? Tenang, nanti hasil menyanyi nya kita bagi 2." Wah, wanita ini semakin menjadi, lama-lama aku dibuat setengah gila olehnya jika harus jadi partner team dengannya. 


Akhirnya aku ikut dengan dia menyanyikan beberapa lagu di acara khitanan Bapak Rojali, Ya nama bapak itu pak rojali dia yang punya hajat untuk khitan anaknya. Pak Rojali merupakan warga bantar gebang yang cukup terkenal, maka dari itu dia selalu memanggil hiburan organ tunggal, setiap ada acara. 

"Lirikan matamu menarik hati, oh senyumanmu manis sekali. Sehingga membuat aku tergodaaa.. Sebenarnya aku ingin sekali mendekatimu, memadu kasih namun sayang-sayang malu rasanya. Biar ku cari nanti caranya.~~" itulah lirik lagu pertama yang dibawakan aku dengan dia. awalnya aku tidak tertarik, tapi Kay sepertinya jago menguasai panggung jadi bisa membuat ku terbawa mengikuti alunan musik. Lalu aku membawakan lagu yang kedua, sebentar lagi sepertinya kita berdua bakal rilis album. Karena terlalu makan banyak waktu bernyanyi disini. sssssst.

"Kenapa yang enak-enak itu diharamkan, kenapa yang asik-asik itu yang dilarang. La la la lala laa laa itulah perangkap syetan, umpannya ialah bermacam-macam kesenangan." Yiiiihaaaaaaaa lets sing everybody. Aku menyerukan pada semua penonton, dan Kay menatapku dengan heran. Kay bilang "Kau berbakat juga jadi penyanyi dangdut. Kalau begitu aku panggil Sooneth saja ya. Ya Mr. Sooneth atau Bang Sooneth." wanita ini sungguh keterlaluan, emang difikir aku ini apa. Asal memberi namaku sembarangan saja. Terserahlah. Setelah acara selesai, aku langsung ditawari makan sama Bang Jali. Ya, pak rojali biasa dipanggil Bang Jali dirumahnya. Lalu aku diajak Kay untuk makan Gado-Gado, Apaa? Aku tahu Gado-Gado tapi tidak suka saja dengan makanan itu. Namun dia sudah menyiapkan makanannya di piring, mau tidak mau aku harus makan tuh Gado-Gado. "Gimana rasanya? Enak kan?" tanya Kay, lalu aku jawab "Hmmm, kurang." || kay: "kurang apa?" || "Oh ya rasanya enak, tapi kurang banyak maksud ku. Boleh nambah tidak?" || lalu dalam hati kay "ini bule tanah abang, lagaknya saja perlente. Tapi makan dihajatan saja nambah. Tadi tidak mau ditawarin, sekarang malah mau nambah. Bikin malu aku saja." Gumam Kay, terus dia bilang ke aku (Smith) "Yaudah Sooneth coba kau saja yang kesana nambah makanannya, tapi itu juga kalau kamu emang tidak malu sama yang punya hajatan." dibilang seperti itu aku jadi tidak jadi untuk mengambilnya. Nanti saja aku beli diluar, seperti tidak mampu saja aku membelinya. Selesai makan, aku buru-buru meminta Kay agar beranjak dari tempat ini. Masalahnya masih banyak pekerjaan lain, kan tidak lucu jika aku harus menemani hobinya terus, yang ada sampai projectnya selesai nanti. Oh tidaaak.


Sebelum pergi aku pamitan dahulu sama yang punya hajat, Bang Jali. Aku bilang sama dia kalau aku masih harus mengisi beberapa acara lagi dirumah warga yang sedang mempunyai acara yang sama juga seperti Bang Jali. Padahal itu sih reason saja, terus tiba-tiba anaknya menanyakan padaku "Om Bule, sudah disunat belum? Kayak aku nih.." mendengar pertanyaan anak kecil itu seperti mengajakku bertarung. Untung saja ada bapaknya, aku masih bisa tersenyum sinis mendengar ucapannya. Lalu bapaknya bilang "Mamat, tidak boleh bicara seperti itu sama Om Bule nya. Tidak sopan." Aku langsung bicara "Hehe, tidak apa-apa kok pak namanya juga anak kecil ya kan mat?" aku sambil salaman dengan anak kecil tersebut, dan tangan kiriku mengepal kekesalan. Kay, disisipkan amplop dari Bang Jali, pikirku ini sepertinya benar kalau dia itu memang biduan. Lalu untuk apa aku menemaninya nyanyi? Ah sial, rencana ku malah berantakan. Acara berlalu, Aku dan nona biduan menuju tempat lokasi baru. Menurut informasi, di tempat ini ada pembuatan makanan ringan atau Home Industry. Nah, makanya itu lebih baik aku kesana siapa tahu makanannya enak. Daripada ku harus menemani wanita 'sok menarik' nona biduan. Lama-lama aku dijadikan asistennya dia. 


Kay memberitahuku bahwa di bantar gebang ada tempat pembuatan abon lele. What? Lele? Ikan yang ada kumisnya. Imajinasiku tak karuan. Ku pikir makanan apa, ternyata lele. Kay, akhirnya tidak sabar juga melihat tingkah kelakuanku, dia bergumam dalam hati "Nih bule lama-lama buatku kesal saja. Namanya diberi tugas ke lokasi kawasan pinggiran. Iya harus terjun langsung ikuti proses kegiatannya. Aku harus cari cara biar dia jera, karena aku merasa tidak enak dengan warga disana." ini salah satu bentuk wirausaha juga yang dilakukan oleh warga bantar gebang, tapi aku (Smith) selalu menganggap itu tidak penting. Sekarang malah Kay yang berbalik menyusun rencana buatku. 


Benar ternyata malamnya aku di ajak nona biduan untuk menyanyikan lagu kesukaannya dia lagi, yaitu dangdut. Aku rasanya ingin pergi saja dari tempat ini, tapi mana mungkin. Dia masih punya ikatan saudara dengan atasanku, yang ada malah semakin nambah masalah nanti. Yaudah ikuti saja alurnya. 
"Begadang jangan begadang kalau tiada artinya. Begadang boleh saja, kalau ada perlunya." lalalalaa~

Tak selesai sampai disitu saja kegilaanku dengan Kay. Nona biduan itu menyuruhku untuk membawakan lagu Judi. I don't know what else to do.

"Ayo bapak-bapak, ibu-ibu, serta adik-adikku sekalian. Mari kita sambut penyanyi pendatang baru ini yaitu Bang Sooneth. Kalian pasti ingin mendengarkan suara merdunya kan? Langsung saja ini dia kita sambut Bang Sooneth...." tepuk tangan meriah..


Okey, mainkan musiknya. Aku dibantu nyanyi oleh yang punya gerobak musiknya "Yang beriman bisa jadi murtad, apalagi yang awam. Yang menang bisa menjadi jahat, apalagi yang kalah. Yang kaya bisa jadi melarat, apalagi yang miskin. Yang senang bisa jadi sengsara, Apalagi yang susah. Uang Judi najis tiada berkaaahh." yyeeeyyy haaah.. Semua pada ikut bergoyang


Kemarahanku sudah tidak dapat diredam lagi. Aku yang berencana untuk memberi pelajaran dia, tapi malah nona biduan itu yang mengerjai aku balik. Aarrgghhh, mimpi apa aku semalam harus menemui wanita seperti dia. Sekarang aku malah menuruti apa kata dia saja. 


Kay lebih menikmati kehidupannya disini, atau jangan-jangan dia memang lahir ditempat ini. Sepertinya. Dia menunjukku sambil nyanyi "Bang Abang romi (diganti Sooneth) bagi-bagi senyum dong, Ah masa iya senyum saja Abang tak mau." Apa-apaan dia memanggilku dari tadi dengan sebutan Abang. Memangnya aku penjual Gado-Gado dipanggil abang. Aku merasa semakin dipermalukan disini. 


Tapi aku tak mau kalah dengan nona biduan itu, aku samperin saja dia sambil ikut bergoyang. Mari berjoget. 


Tak disangka, ternyata Kay wanita yang memiliki wawasan yang luas. Dia mengajakku ke tempat liburan, yaitu Curug Parigi, untuk melepas kepenatan selama berada di "kawasan pinggiran". Sebenarnya curug ini berlokasi di bantar gebang juga. 😎 Akhirnya aku penasaran bertanya pada wanita 'sok menarik' itu, "Hey nona biduan, sebenarnya apa alasan kamu mau mendapatkan tugas dilokasi ini? Atau setidaknya apa yang membuat kau itu merasa betah dan nyaman di lingkungan seperti ini?" ucapku. || Lalu dia bilang "Aku senang berada disini karena bisa melihat bahkan merasakan apa saja yang belum aku rasakan sebelumnya di tempat tinggalku, aku emang orang Indonesia. tapi saat SMA aku pindah ke Perancis, ikut orangtuaku yang bekerja disana. Aku selama berada di Paris belum pernah merasakan keceriaan seperti ini. Bersosialisasi dengan banyak orang, yang tidak mengenal status sosial maupun gender.", || dalam hatiku "Oh ya, kok bisa? Aku fikir selama ini dia memang nona biduan, maksudku benar penyanyi dangdut. Dilihat dari sikapnya seperti penyanyi dangdut keliling. Tadi kata dia apa? Dia tinggal di Paris? Itu berarti, dia pernah menetap diluar negeri. Terus pemikiran ku selama ini ternyata salah dong tentang dia. Haha tidak mungkin, bisa saja dia sedang berbohong." tiba-tiba teleponku bunyi, ternyata Robert meneleponku, aku bilang saja sama nona biduan kalau aku mau angkat telepon dulu. "Hei nona aku mau angkat telepon sebentar, nanti kita lanjutkan bicaranya. Belum selesai masalahnya." || terus robert bilang padaku via telepon "Hay gimana kabar kau Mr. Smith, apakah kau baik-baik saja disana? Atau malah betah bersama wanita itu sampai-sampai tidak ada kabar, sulit untuk dihubungi" (dengan nada bercanda.)|| "Apa? Kau fikir aku betah berlama-lama disini. Aku dibuat gila dengan nona biduan." jawabku || Lalu dia menanyakan "Haha, bagaimana bisa kau dengan nona biduan. Who's ?", || "Oh, ya maksudku wanita 'sok menarik' itu, Kay. Kau belum tahu? Dia disini jadi penyanyi biduan yang digandrungi para laki-laki. (Dengan nada hyperbola) mendengarkan cerita smith, Robert tidak percaya. karena Robert sudah tahu siapa sikap aslinya Kay. Sebenarnya Kay adalah tunangannya Robert, namun hanya saja Smith belum mengetahuinya. Dan rencananya Robert mau memberitahu dia, tapi terputus teleponnya. Robert menelepon "jadi sebenarnya aku mau bicara sesuatu sama kau. Kalau aku (....,......,...) Hallo? Smith kau masih angkat telepon ku kan?" melihat handphone nya, ternyata sudah dimatikan teleponnya dari tadi oleh Smith. Telepon Robert dimatikan, karena Smith melihat Kay juga sedang menerima Telepon dari seseorang. Smith penasaran ingin mengintip pembicaraannya. Ternyata om nya yang menelepon, yang tak lain atasannya Smith di kantor. Dia berpura-pura tidak melihat, tapi pasang telinga untuk mendengarkan percakapannya. Kay "Hallo om, iya aku baik-baik saja disini bersama Mr. Sooneth." || om nya menjawab "kamu sedang sama siapa? Sooneth? Siapa dia?", || lalu kay meneruskan pembicaraan "Oh ya maksudku Smith, Si Smith iya om. Emang aku sama siapa lagi kalau tidak sama dia.", || lalu Om nya bilang "Oh, gitu iya gimana kabarnya juga si anak nyeleneh itu? Apa dia benar kerja nya? Senang tidak dia berada disana?", || Kay "Iya Om, dia senang tinggal disini katanya juga dia mau punya tempat tinggal disini" (sambil tertawa dalam hati), || mendengarkan percakapan tersebut Smith geram dengan Kay "Sial, nona biduan itu berani-beraninya bicara macam-macam dengan om nya." terus tidak sengaja dia mendengarkan pembicaraan yang tak kalah penting yaitu persoalan pertunangannya Kay dengan Robert. Om nya bilang "terus bagaimana kamu dengan Robert, kapan menentukan tanggal pernikahannya? Jangan lama-lama jaraknya dengan tunangan." || lalu Kay bilang pada om nya "Ya om, itu juga sudah aku omongin ke Robertnya. biar kita tentukan tanggalnya berdua. Nanti kalau sudah fix kapannya, aku kabarin ke om." - || Om nya "Oke.." Kay tersadar bahwa percakapan panjangnya dari tadi ada yang ikut mendengarkan, lalu ia menoleh ke belakang. Smith langsung nerveous, terus Kay menyampari Smith "Hey, bang sooneth sedang apa kau disitu? Jangan-jangan kau mendengarkan percakapanku dengan orang lain ya?" lalu smith jawab "Hmm, nona biduan tak perlu lah kau menyembunyikan sesuatu dariku. Yang pada akhirnya akan ku ketahui semuanya." || Kay "Maksud kau apa?" , || "Aku sudah tahu sejak awal kau itu keponakannya Pak Franz, tapi aku memang baru tahu kalau kau tunangannya Robert. Ya Robert teman sejati ku." Smith bicara sambil menahan kekecewaan. -|| kay bilang "lalu urusannya denganmu apa? Kau sudah mendengarkan semuanya kan dari percakapan ku barusan. Memang benar aku bertunangan dengan dia, kita juga sudah mempersiapkan tanggal pernikahan." mendengar jawaban yang tidak enak dari Kay, membuat Smith bicara "Sudahlah, lupakan saja."

Bagaimana tahu perasaannya Smith yang berkecamuk antara sedih ataupun harus bahagia. Ia fikir perjalanan tugasnya selama ini dengan Kay, tidak mempengaruhi apa-apa. Tapi kay ternyata sosok wanita yang mampu membuat dirinya jatuh hati pada sang nona biduan. aku berharap Kay merasakan hal yang sama, namun nyatanya tidak, yang ada malah menyakitkan. temanku sendiri Robert yang malah menjadi Calon Pasangannya. Aku ingin ajak ia bertarung di sasana tinju pun tak mungkin, karena ia sahabatku sendiri. Tapi yang tak habis fikir, kenapa Robert tidak menceritakannya dari awal bahwa Kay itu Calon Istrinya. Sebenarnya Robert mau bilang, tapi Smithnya sendiri yang sulit untuk dihubungi. Bagaimanapun ini sudah terjadi, aku tak tahu harus bersikap apalagi depan Kay, yang ku tahu saat ini aku sedang menyimpan perasaan padanya. 

Aku harus buang jauh-jauh perasaanku itu terhadap Kay.  "Ayolah smith, didunia ini bukan dia saja wanitanya. Masih banyak diluaran sana yang lebih menarik perhatian." bicara dalam hatiku.
Mungkin ini akibat dari sikapku juga yang terlalu merasa perfeksionis di depan Kay yang akhirnya membuatku seperti ini, malah jadi berbelas kasih menaruh perasaan. Ku sering mengatakan pada dia 'sok menarik' padahal kenyataannya memang benar. Dia menarik, bahkan sungguh menarik. Aku belum pernah menemui wanita seperti dia, Ah nona biduan. Dari yang ku fikir hanya wanita biasa, norak, kampungan. Ternyata bisa membuatku untuk terbuka fikirannya. Dia seorang Gadis yang sederhana, yang tidak mau menunjukkan status sosial dirinya. Karena menurut ia itu tak penting, Dia juga pernah menetap di luar negeri. Yang kita ketahui, biasanya orang yang kembali dari luar negeri itu selalu merasa 'exclusive' jika bertemu dengan orang biasa. Namun dia tak pernah menunjukan hal itu, dia pandai menyesuaikan diri. Tidak mau dianggap lebih dari orang lain. Pemikirannya yang selalu Out Of The Box, menyadarkan aku kalau manusia itu semuanya sama. Tergantung cara pandang kita masing-masing. Oh Ya Tuhan, kenapa Pak Franz tidak menjodohkan dia untuk aku. Malah untuk sahabatku, tapi mungkin Pak Franz lebih tahu yang terbaik buat keponakannya itu. Aku yang sering dianggap nyeleneh di kantor, mana mungkin bisa bersanding dengan gadis seperti dia. Jodoh memang misterius, dari tempat yang dianggap tidak penting, aku malah menemukan pelajaran sekaligus sosok yang penting. Yang bisa mengubah seluruh pemahamanku. 


Tak terasa perjalanan tugasku dengan kay untuk menelusuri "Kawasan Pinggiran" itu berakhir. Project yang diberi oleh atasanku Pak Franz ternyata berhasil memberi pengalaman baru di hidupku. Ya mungkin juga ini salah satu Colour Life aku. Aku menganggap orang pinggiran itu hanya buat penuh-penuhin di bumi saja, tapi nyatanya tidak. Dengan mereka aku belajar banyak hal, mencari rezeki tak kenal waktu sama seperti aku dikantor yang kadang harus pulang larut malam, bedanya hanya di jenis pekerjaannya saja. Kalau disini ada dangdut gerobak keliling yang menyusuri kampung hingga malam hari. Aku ingat dengan kata-katanya Kay kalau "Hidup itu jangan hanya menurut pandangan diri kita saja, cara berfikir kita; Tapi disisi lain juga, dari cara pandang serta pemikiran orang lain. Kita makhluk sosial, harus mau mendengarkan tidak hanya ingin didengarkan." tak disangka, peristiwa ini menjadi kejadian yang penting. Dan liputan ku selama berada di Bekasi ternyata berhasil masuk trending topic, atau tepatnya malah menjadi headline news. Ini berkat Kay, meskipun aku dikenal sebagai Editor yang bertangan dingin. tapi belum tentu aku berhasil mendapatkan project berita yang seperti ini. Sekarang aku sudah tiba dikantor lagi, Robert menceritakan semuanya. Aku sudah bisa menerimanya. Kebahagiaan temanku lebih penting, aku masih bisa mencari pendamping hidup yang lain. Endingnya aku memang harus mengikhlaskannya dengan temanku sendiri. Hmm, tak apalah setidaknya yang terpenting aku pernah menjalani kenangan manis bersamanya. Itulah ceritaku, jadi namaku sebenarnya Smith, tapi pertemuanku dengan nona biduan yang membuat namaku jadi Sooneth atau Sooneth-A. Kata dia nama tersebut diambil dari grup band dangdut kepunyaan bang Haji Rhoma Irama. Yang diriku sendiri, tidak pernah mengetahui sebelumnya. Sekian. 


Note: Ini merupakan Cerita Fiksi, jadi mohon maaf jika ada salah dalam penulisan. Dan Gambar tersebut hanya sebagai Ilustrasi untuk melengkapi jalan cerita. Terima Kasih. 

Post a Comment

0 Comments