Bisakah kita melewati waktu yang tidak bisa dilakukan manusia di zamannya? "Menembus Batas Dimensi", menjalani kehidupan sesuai keinginannya. Tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Semua orang pasti menginginkan hal tersebut, namun tidak semua orang bisa mendapatkannya. Sebuah keterkungkungan juga batasan-batasan yang membuat manusia merasa tidak bebas melakukan apa yang mereka inginkan. Hidup yang penuh dengan keterbatasan juga minimnya kemampuan diri membuat seseorang menyerah pada nasib.
Photo Credit By: youtube.com
"Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit." (Pramoedya Ananta Toer - Child of All Nations)
Kita semua mungkin menginginkan sebuah kehidupan yang baik. Siapa juga sih yang tidak mau? Setiap manusia pasti mengharapkannya. Tapi sayangnya sekali lagi, tidak semua orang mendapatkan apa yang mereka inginkan. Kita harus mengalami berbagai pengalaman hidup yang bermacam-macam, kehidupan kita ini ibarat roll-coaster yang kadangkala ada naik-turunnya, tawa bahagia lalu tiba-tiba menangis bersedih. Apapun yang kita rasakan sehendaknya bisa dijadikan sebagai pelajaran hidup, bukan hanya untuk mengeluh; menyesali yang telah terjadi. Andai saya bisa menembus batas dimensi waktu, saya ingin melakukan hal-hal terbaik dalam hidup saya. Membuat kenangan terbaik dalam memori waktu saya. Apa-apa yang menjadi batas atau pemisah rasanya ingin saya leburkan agar dinding pembatas itu tidak menjadi penghalang bagi saya. Karena menurut saya nasib itu bisa diubah kecuali takdir. Rasullah pun bersabda:
"Sesungguhnya Allah berfirman: "Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku kepada-Ku, Aku bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku." (H.R Turmudzi)
Kita harus yakin tidak ada doa yang sia-sia, hanya saja Allah akan memberi pengganti yang lebih baik. Jika kita merasa usaha kita tak membuahkan hasil, mungkin Allah ingin melihat kesungguhan kita. Karena sebenarnya mudah saja bagi Allah untuk memberi pada kita sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Photo Credit By: meta-fisik.blogspot.co.id
"Saya tak tahu, berapa waktu yang tersisa untuk saya. Satu jam, satu hari, satu tahun, sepuluh, lima puluh tahun lagi? Bisakah waktu yang semakin sedikit itu saya manfaatkan untuk memberi arti keberadaan saya sebagai hamba Allah di muka bumi ini? Bisakah cinta, kebajikan, maaf dan syukur selalu tumbuh dari dalam diri, saat saya menghirup udara dari Yang Maha?" (Helvy Tiana Rosa - Risalah Cinta)
Photo Credit By: vidyow.com
Nyatanya melewati batas ruang dan waktu itu hanya membuat kita menghindar dari kenyataan. Namun, justru manusia yang mampu menembus batas itulah yang pantas dikatakan sebagai pemenang. Bagaimanapun caranya tentunya harus mau melewati tiap prosesnya. Banyak rintangan yang mesti ia hadapi juga batasan-batasan yang harus ia tembus. Itulah yang dinamakan sky no limits. Karena manusia diciptakan untuk menembus apa yang tidak bisa dicapai makhluk lain. Manusia dianugerahi akal agar dapat berfikir juga dipercaya oleh Tuhan sebagai pemimpin di dunia ini. Maka dari itu jangan pernah lelah untuk menembus batas, karena kita diciptakan oleh Tuhan untuk mengelola apa yang ada di muka bumi ini.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (Q.S Al-Qashas: 77)
0 Comments